Sepakbola.com, Baku – Walau pertandingannya sudah berlalu dan berjalan dengan luar biasa, final Liga Europa 2019 masih menyisakan pemberitaan negatif.
Chelsea dan Arsenal mengembalikan kira-kira setengah dari alokasi tiket kepada mereka, sedikitnya 6000 tiket untuk final Liga Europa Baku, Ibu Kota Azerbaijan. Kurangnya permintaan untuk tiket ini karena jarak yang harus ditempuh suporter mereka dan kesulitan menemukan perjalanan langsung ke kota tersebut dengan harga yang terjangkau.
Beberapa hari sebelum pertandingan yang dimenangkan Chelsea dengan skor 4-1, muncul otoritas yang memperbolehkan pintu dibuka pada babak pertama sehingga orang-orang bisa mengisi kursi kosong yang tersisa di Stadion Olimpiade.
The Europa League final should have been a celebration, instead it was a spectacle of UEFA cynicism and proof the organisation holds fans in contempt | @waynefarry https://t.co/oBnTpPMGZo
— FootballJOE (@FootballJOE) May 29, 2019
The Times mengatakan keputusan untuk mengizinkan pada suporter masuk ke stadion secara gratis diambil tanpa seizin UEFA dan dibuat setelah panitia dipermalukan dengan sedikitnya pengunjung yang datang dan atmosfer pertandingan.
“Kami berada di sudut Arsenal dan banyak kursi kosong dan tiba-tiba sekitar 30 menit banyak orang lokal yang datang, termasuk beberapa anak-anak dan mereka diberi bendera Arsenal untuk dilambai-lambaikan,” kata seorang pendukung Arsenal kepada The Times. UEFA kabarnya telah membuat penyelidikan resmi untuk mengetahui mengapa hal ini bisa terjadi.
Stadion yang sama akan menjadi tuan rumah empat pertandingan di Euro 2020 tahun depan, termasuk salah satu pertandingan perempatfinal turnamen tersebut. Kekhawatiran akan terjadinya hal yang masih menjadi perbincangan hangat saat ini.
Masalah lain yang dihadapi pendukung kedua klub asal London ini adalah, Henrikh Mkhitaryan memilih tidak datang ke Azerbaijan karena ketegangan politik antara tanah kelahirannya Armenia dengan negara tersebut. (Sumber: joe.co.uk)